Hidup ini
adalah sebuah perjalanan di mana pada akhirnya dalam perjalanan itu akan
menyisakan cerita cerita yang dapat kita ceritakan terhadap orang lain, atau
orag lain yang akan menceritakan kepada orang lain, itulah kehidupan. Sebuah
cerita yang tak akan pernah sama antara satu mahluk dengan makhluk lainnya,
antara satu manusia dengan manusia lainnya, tak akan pernah bersifat tetap,
akan selalu berubah-ubah, karena hidup adalah cerita.
Ketika kita
hidup dalam cerita kita tak akan pernah selalu dalam keadaan yang sama, kadang
kita sedih, senang bahkan galau. Semuanya datang bukan secara tiba-tiba,
semuanya ada penyebabnya, batu karang tak akan terkikis jika air lautan tak
bergerak, begitupun kesedihan dan kesenangan. Pastilah ada penyebabnya.
Yang
menyebabkan kesenangan sudah sangat jelas, tapi apakah yang menyebabkan
kesedihan?. Kesedihan di sebabkan oleh ketidak stabilan jiwa, dan ketidak
stabilan jiwa di sebabkan oleh maslah yang datang kepada kita, lantas bagaimana
caranya agar kita bisa menghilagkan kesedihan tersebut?. tidak, kesedihan tidak
dapat di hilangkan tapi hanya dapat di minimalkan.
Kesedihan di
sebabkan oleh ke tidak stabilan jiwa ketika kita di landa masalah, sehingga
ketika kita ingin meminimalkan kesedihan tersebut maka stabilkanlah jiwa kita.
Selanjutnya, bagaimanakah caranya untuk menstabilkan jiwa kita? Bersyukurlah
dan yakinilah, bahwa tuhan memberi masalah kepada kita karena tuhan sayang
kepada kita.
Bersyukur,
sangatlah sulit bagi kita, karena secara manusiawi, kita akan tetap terbayang
akan masalah yang kita hadapi. Lantas, apa yang harus kita lakukan agar syukur
itu bisa kita lakukan.
Tersenyumlah,
karena tersenyum akan menenangkan jiwa
kita, ketika jiwa kita sudah tenang maka secara otomatis kita akan teringat
bahwa “tuhan itu sayang kepada kita, karena kita masih di berikan masalah”. SO,
NO OTHER WORD EXECPT “HADAPI DENGAN SENYUMAN”.
Ruang 2
STTNJ, 10-05-2012