BAB
I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
harapan berasal dari
kata harap, artinya
keinginan terjadinya sesuatu. yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati.
Putus harapan putus pula hati manusia.
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita cita, keinginan, penantian
kerinduan agar sesuatu terjadi. Contoh
1. Budi seorang mahasiswa universitas
terbuka, selalu rajin selalu dengan harapan agar ia mendapatnilai A di dalam
ujian semester
2. mang udin adalah seorng petani yang
rajin. Ia mempunyai harapan agar hasil panennya lebih baik selain cukup untuk
di makan, juga dapat memperbaiki
rumahnya ia yakin bila harapanya menjadi
kenyataan. Karena itu ia mengangrap sawahnya dengan sebaik baiknya, pupuk yang
cukup sesuai dengan anjuran panca usaha tani.
Dari kedua contoh itu
terlihat, apa yang di hrapkan budi dan mang udin ialah terjadinya buah
keinginan, karena itu mereka bekerja keras. Budi
belajar tanpa mengenal waktu, sedangkan mang udin bekerja juga tak mengenal
lelah. Semua itu dengan suatu keyakinan bahwa akan terwujud apa yang di
harapkan. Namun, harapan itu belum tentu terwujud. Budi beum tentu mendapat
nilai A, dan mang udin pun belum pasti sesuai dengan harapannya, tuhanlah yang
menentukan. Manusia sekedar usaha.
B. MACAM MACAM HARAPAN
Menurut Dr. M. MUNANDAR SOELAEMAN dalam buku pengantar
ilmu budaya dasar nya menyebutkan, menurut macamnya harapan di bagi menjadi dua
macam
1. Harapan optimistis artinya sesuatu yang akan terjadi itu
sudah memberikan tanda tanda yang dapat di anilisis secara rasional, bahwa
sesuatu yang di harapkan akan terjadi (tarojji).
2. Harapan pesimistis (tipis harapan) artinya ada tanda
tanda rasional bahwa harapan itu tidak akan terjadi (tamanni).
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Manusia dan harapan
Harapan
itu bersifat manusiawi dan berhak dimiliki semua orang. Manusia tidak bisa
terlepas dari harapan. Harapan adalah bagian hidup dari manusia. Manusia yang
tidak memiliki harapan sama saja seperti orang yang mati. Harapan adalah awal
menuju tujuan hidup manusia yang bermacam-macam.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di
dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk
hidup berikutnya ditempat tersebut juga akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan
begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu
berharap bahwa “hari esok lebih baik dari pada hari ini dan menjadikan masa
lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang lebih baik”, namun kita harus
sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh
dengan dinamikanya, penuh dengan kemauannya atau keinginannya. Harapan untuk
setiap orang berbeda beda kadarnya. Orang yang wawasan berfikirnya luas
harapannya pun akan luas. Begiutu pula orang yang wawasan berfikirnya sempit,
maka akan sempit pula harapannya.
Selain wawasan, harapan juga di tentukan oleh kepribadian
seseorang, karena dari kepribadian inilah seseorang dapat mengontrol jenis,
macam, daan besar kecilnya harapan. Bila
kepribadian seseorang kuat maka orang ini akan mengontrol harapan seefektif
mungkin dan seefisien mungkin sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan
orang lain, untuk masa kini ataau untuk masa depan, untuk masa di dunia atau
kelak di akhirat.
Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan
manusia tidak ada artinya. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak
bisa di harapkan lagi. Menurut kodratnya dalam diri manusia ada dorongan, yakni
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu ialah
menangis, tertawa, berfikir, berkata, dan sebagainya. Adapun dorongan kebutuhan
hidup adalah dorongan untuk mecapai.
Kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani
ialah pangan, sandang, dan papan. Sedangkan kebutruhan rohani meliputi
kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan, hiburan, dan sebagainya.
Dalam mencukupi kebutuhan itu, baik kebutuhan kodrat
maupun kebutuhan hidup manusia tak dapat mencapai sendiri, melainkan dengan
bantuan orang lain.
Abraham maslow mengategorikan kebutuhan manusia
menjadi lima macam, yang merupakan lima harapan manusia, yaitu;
1. Harapa untuk memperoleh kelangsungan
hidup (sulvival)
2. Harapan untuk memperoleh
keamanan(safety)
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban
untuk mencintai dan di cintai (beloving and love)
4. Harapan memperoleh status atau untuk di
terima atau di akui ingkungan
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan
cita cita (self actualization)
2.
Harapan dan doa
Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan doa meskipun pada hakikatnya
doa merupakan sebuah usaha dan menjadi cerminan dari pengakuan seorang hamba
bahwa dirinya lemah. Orang yang berdoa bukan hanya sekedar sadar bahwa
kekuatannya lemah, tetapi ada unsur
keyakinan bahwa berdoa itu merupakan kewajiban. ALLAH berfirman dalam al quran
“hal lain yang menyebabkan harapan di sertai doa ialah karena kesadaran bahwa
manusia itu lemah”.
Kelemahan manusia itu di lukiskan sebagai berikut
a.
Manusia hidup dalam kondisi ketidakpastian, hal yang penting bagi keamanan
dan kesejahteraan manusia berada di luar jangkauannya. Dengan kata lain,
manusia di tandai dengan ketidakpastian.
b.
Terbatasnya kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan untuk mempengaruhi
kondisi hidupnya. Pada titik tertentu, kondisi manusia ada dalam kaitan konflik
antara keinginan dan cita cita dan lingkunnganya , yang di tandai dengan
ketidakberdayaan.
c.
Manusia hidupbermasyarakat, yang di tandai dengan adanya alokasi teratur
dari berbagai fungsi, fasilitas, pembagian kerja, produksi, dan ganjaran.
Manusia membutuhkan kondisi imperatif (keterpaksaan), yakni adanya suatu tingkat
superordinasi dan subordinasi atau berbagai aturan dalam hubungan manusia.
Doa dan harapan pada hakikatnya merupakan proses hubungan
antara manusia dan tuhannya dan antara manusia dengan manusia. Proses hubungan
ini lebih lanjut dapat di artikan memohon pertolongan, mengingat, meminta
perlindungan, mendekatkan diri (silaturrahmi dengan sesama, taqorrub dengan
tuhan).
BAB III
PENUTUP
A.
Kritik
Dan Saran
Dalam sistematika penulisan makalah yang sangat sederhana ini
tentunya banyak terdapat kekeliruan mulai dari kurang jelasnya materi yang tercantum, dikarenakan kurang
adanya referensi yang penulis temukan. Dan tentunya
banyak kekurangan kekurangan lain dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat berharap sekali kepada para pembaca yang budiman, agar memberikan kritik dan saran konstuktif dalam penulisan makalah ini selanjutnya.
Penulis juga meminta maaf yang sebesar besarnya, apabila adanya penulisan makalah
ini kurang begitu memuaskan hati para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Drs., dkk., iad-isd-ibd,
CV pustaka setia, 2007
Soelaeman M.
Munandar, Dr., ilmu budaya dasar, PT refika aditama, 2007
http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
0 komentar:
Post a Comment