.

.

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Perigatan maulid nabi yang biasa kita gelar di tengah-tengah masyarakat terutama yang bermazhab ahlus-sunnah wal jamaah sudah menjadi tradisi baik itu masyarakat perkotaan ataupun pedesaan, perayaan yang biasanya di gelar pada 12 robiul awal ini ternyata tak henti-hentinya di bahas dalam beberapa forum, baik yang formal ataupun yang tidak formal. Hal ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan kita tentang perayaan maulid nabi ini, sehingga di pandang perlu untuk selalu membahasnya.

Dalam peringatan maulid nabi ini banyak sekali bentuk prosesi yang di lakukan oleh masyarakat yang melaksanakannya hal ini tak lepas adat dari kebiasaan yang sudah menjamur di lingkungan masing masing, meskipun pada dasarnya perayaan ini di laksanakan hanya untuk mengenang perjuangan nabi muhammad saw. Serta untuk menambah rasa mahabbah atau kecintaan kita terhadap beliau.
Dalam masalah hukum memperingati maulid nabi muhammad ini terdapat banyak sekali peerbedaan pendapat, dimana dari perbedaan ini sering timbul perselisihan di antara mereka. Diantara yang bertentangan pendapat itu adalah kaum sunni yang berbeda dengan kaum syiah dalam waktu meperingatinya, serta sunni dan wahabi yang berbeda dalam menghukumi peringatan maulid nabi tersebut.
Dari sedikit gambaran tentang maulid nabi tadi, maka kiranya di pandang perlu bagi kita semua untuk membahas problematika yang ada pada peringatan maulid nabi ini. Meskipun dalam tulisan kali ini akan di bahas dalam satu mazhab saja, yakni mazhab ahlussunnah wal jamaah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.    Apakah maulid nabi?
2.    Bagaimanakah hukum merayakan maulid nabi?
3.    Seperti apakah bentuk bentuk perayaan maulid nabi tersebut serta sesuaikah perayaan maulid nabi di zaman sekarang dengan dasar tujuannya?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1.    Untuk mengetahui apakah maulid nabi?
2.    Untuk mengetahui hukum merayakan maulid nabi?
3.    Untuk mengetahui kesesuaian bentuk perayaan maulid nabi di zaman sekarang dengan dasar tujuan maulid nabi tersebut?

D. Manfaat Penulisan
Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.    Bagi saya sendiri
Sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan semoga dengan penulisan makalah ini saya akan lebih memahami tentang semua hal yang berkaitan dengan maulid nabi muhammad saw.
2.    Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi dan pertimbangan, apabila nanti terdapat permasalahan dalam perayaan maulid nabi muhammad saw.
E. Metode Penulisan
Metode yang diambil dalam peneltian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Masalah yang terkumpul pada data akan diklasifikasikan untuk kemudian dibahas secara komprehensif. Lalu dianalisis berdasarkan data-data yang diuraikan pada BAB II. Hasil Analisis kemudian akan di ambil benang merahnya dalam BAB III yakni dalam lingkup kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai pokok-pokok pembahasan dalam makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: pendahuluan yang dituangkan dalam Bab I terdiri dari a) latar belakang masalah b) rumusan masalah c) tujuan penulisan d) manfaat penelitian e) metode penulisan f) sistematika penulisan
Selanjutnya untuk kajian dituangkan dalam Bab II pada kriteria-kriteria yang ada yaitu pembahasan a) perayaan maulid nabi b) bentuk dan tujuan perayaan maulid nabi c) hilangnya niali perayaan maulid nabi.
Pada Bab III berisi tentang kesimpulan dari makalah serta permohonan kritik dan saran dalam penulisan makalah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Peringatan Maulid Nabi
1.    Definisi
Ketika kita berbicara tentang peringatan maulid nabi tentu tidak akan lepas dari sejarah lahirnya nabi, dimana dalam lahirnya nabi ini terdapat banyak peristiwa peristiwa menarik yang patut kita ketahui bersama karena dalam peristiwa-peristiwa yang menarik ini kita akan tahu, siapa sebenarnya nabi muhammad saw. Dalam banyak referensi termasuk kitab-kitab klasik peristiwa-peristiwa tersebut sering di jelaskan, baik berupa tulisan biasa ataupun dalam bait-bait (syi’ir) yang indah. Tapi sebelum kita membahas tentang peristiwa-peristiwa ajaib itu, maka kiranya kita harus bagaimana keadaan keluarga beliau ketika beliau baru di lahirkan.
Muhammad SAW adalah putra pasangan abdullah bin abdul muthallib dan siti aminah binti wahab, yang semuanya berasal dari keluarga terhormat alias ningrat. Bapaknya (25 tahun) meninggal di madinah ketika muhammad masih dalam kandungan. Muhammad di lahirkan pada hari senin, 12 robiul awal, 571 M. Lantas sesuai dengan tradisi muhammad kemudian di asuh oleh wanita lain secara terseleksi darikeahlian dan pekerti, kepada tsuwaibah kemudian umu aiman al-habasiyah. Umur 6 tahun muhammad di ajak sang ibunda, berziarah ke makam ayahanda. Namun sang ibunda meninggal di perjalanan, tepatnya di desa abwa.
Muhammad yang yatim piatu lantas di asuh oleh kakeknya, abdul muthalib. Namun, dua tahun kemudian sang kakek meninggal pula, lalu ganti beliau di asuh oleh pamannya sendiri, yakni abu thalib. Kepada sang paman inilah nabi muhammad saw ikut sampai di usia perkawinan beliau. Kendati sang paman miskin dan mempunyai banyak putra namun muhammad sangat di sayangi oleh beliau seperti halnya anak sendiri. Jika muhammad tidur abu thalib selalu di sampingnya, dan jika di pergi muhammad hampir selalu di ajaknya. Itulah sebuah berkah, di balik keyatimam muhammad tetap mendapat perlindungan yang nyaman. Bahkan ketika berusia 12 tahun muhammad diajak berdagang ke negeri syam, namun terpaksa pulang karena seorang rahib nasrani di kota busra bernasihat bahwa bocah ini (nabi muhammad saw) sesuai dengan kitab suci dimana ia akan menjadi nabi terakhir.[1]
Kehidupan muhammad semenjak masih kecil terjaga kebersihannya dari kultur kemaksiatan dan kemungkaran. Nabi Muhammad bersabda, “aku tidak pernah berkeinginan melakukan sesuatu yang di perbuat orang jahiliyah di sekelilingku.” Apa pasalnya? Karena allah memang menjaga secara sempurna orang yang akan menjadi utusannya.
Suatu hari muhammad mengembala kambing di tegalan (ladang) al-hidayah sebagai tenaga upahan (beberapa sen dinar/qirot) dari siempunya, seorang peternak mekah yang kaya raya. Senja hari muhammad hendak pulang. Namun, ketika sampai pada rumah pertama di kota mekah ia mendengar suara merdu mendayu-dayumuhammad bertanya, “ada apakah ini”, orang orang di dekatnya menjawab, “ada pesta pernikahan si fulan dengan sang fulan.”, muhammad lantas duduk mendengarkan, namun ALLAH langsung mengantukkan, menidurkan muhammad dan akhirnhya bangun-bangun pada keesokan harinya. Itulah cara ALLAH mencegahhcalon utusannya dari segala hal yang berpotensi mengantarkan pada kemaksiatan. Hal ini sempat terjadi dua kali sehingga muhammad sadar akan tidak ridhanya tuhan terhadap apa yang ia lakukan, sehingga ia tidak berkehendak mengulangi di lain kesempatan.
Dengan terjaganya akhlak alias pekerti muhammad dari segala kultur yang berbau jahiliyah, maka dapat di pahami betapa agungnya pekerti nabi muhammad ini. Padaa usia 25 tahun, ketika berdagang ke negeri syam, syiria alias suriah misalnya, seluruh dagangan muhammad habis terjual justru akibat kejujuran dan keagungan pekerti muhammad. Mendengar cerita maesaroh, abdi yang di sertakan dalam misi dagang khadijah si empunya dagangan langsung tertarik pada budi pekerti muhammad, kemudian khadijah binti khuwailid meminang muhammad sehingga menjadi suami istri.[2]
Itualah tadi gambaraan sedikit kehidupan nabi muhammad saw muali dari kecil hingga dewasa, sealnjutnya kita harus tahu juga bagaimana peristiwa-peristiwa ajaib yang terjadi waktu menjelang kelahiran beliau serta setelah kelahiran beliau.
Nabi Muhammad SAW adalah nabi Ummat Islam di seluruh dunia. Beliau adalah Nabi akhir zaman. Penutup para Nabi. Khotamun Nabiyyin. Tidak akan ada nabi yang akan diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalahNya setelah Nabi Muhammad. Jabir pernah bertanya kepada Nabi Muhammad, ” Ya Rosulallah, Demi Ayah dan Ibuku, sampaikan pada saya tentang sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT sebelum menciptkan yang lain”. Nabi Menjawab, wahai Jabir, sesungguhnya Allah menciptkan Nur Nabimu Muhammad SAW sebelum menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini. Dan segala sesuatu di alam semesta ini adalah dari cahaya Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi pernah bersabda, saya adalah Nabi yang diciptakan pertama kali dan diutus paling akhir.
Pada setiap tanggal 12 Robiul Awwal  Hijriyah kita di anjurkan untuk senantiasa memperingati hari kelahiran beliau. Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah dan wafat di kota Madinah. Beliau lahir dengan penuh keajaiban-keajaiban. Di antara yang sudah di jelaskan dalam beberapa referensi baik kitab-kitab klasik ataupun buku-buku modern ialah ketika lahirnya Nabi Muhammad seluruh pepohonan yang tidak pernah berbuah waktu itu langsung berbuah, api yang tak pernah padam dan menjadi sesembahan warga Majusi, ketika lahir nabi apa itu langsung padam. Ketika beliau lahir langsung sujud kepada Allah SWT. Ada lagi ketika beliau lahir sang ibu tak merasakan sakit sedikitpun. Tidak ada darah bercecer bekas melahirkan.[3]
Dalam syi’ir maulid diba’i yang di tulis oleh imam jalil abdur rohman ad-diba’i juga di singgug perihal kelahiran nabi, sebagaimana berikut ini:

Artinya: 1) Arsy  bergoncang karena riang gembira . 2) kursi bertambah wibawa dan tenang. 3) langit penuh dengan cahaya. 4) para malaikat gemuruh membaca tahlil, tamjid, dan istiqhfar. Membaca:
(ARAB)
Ibu abi saw. Selalu melihat tanda tanda kemegahan dan keistimewaannya. 6) sampai sempurna masa kandugannya. 7) ketika semakin terasa sakitbersalin yang di alami ibu nabi saw. 8) dengan ijin tuhan pencipta mahluk. 9) maka ibu nabi saw. Melahirkan nabi al-habib saw dalam keadaan sujud, bersyukur dan memuji Allah swt, nabi muhammad laksana bulan purnama.[4]
Bulan rabiul awal adalah bulan ketika nabi muhammad saw di lahirkan. Oleh karena itu, muncul istilah bulan maulud atau bulan kelahiran nabi. Bulan rabiul awal inilah saatnya kaum muslimin di seluruh dunia memperingati maulid (kelahiran) nabi muhammad saw.[5]
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.[6]
Dalam peringatan maulid nabi ini banyak sekali bentuk prosesi yang di lakukan oleh masyarakat yang melaksanakannya hal ini tak lepas adat dari kebiasaan yang sudah menjamur di lingkungan masing masing, meskipun pada dasarnya perayaan ini di laksanakan hanya untuk mengenang perjuangan nabi muhammad saw. Serta untuk menambah rasa mahabbah atau kecintaan kita terhadap beliau.

2.    Sejarah
Setelah nabi saw wafat, di susul zaman pemerintahan khulafaur rosidin, pemerintahan bani umayah, hingga pemerintahan bani abbasiyah, perayaan maulid belum di kenal. Baru pada zaman pemerintahan daulah fatimiyah yang berkuasa pada abad IV hijriyah, kelahiran rosulullah (maulid nabi ) itu mulai di peringati dan di rayakan hingga menjadi tradisi yang belangsung hingga saat sekarang ini.
Ada berbagai macam versi mengenai waktu awal mula diadakannya peringatan atau perayaan Maulid Nabi. Jalaluddin As-Suyuthi (1445 - 1505M atau 849 - 911 H)[1] menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Malik Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi (1153 - 1232 M atau 549 - 630 H).[7]
Bermula dari sultan abu said muzaffar dari kerajaan arbil di museum irak, yang menggagas perayaan maulid. Ketika itu, ia perihatin atas kondisi kaum muslimin yang lemah semangat. Padahal jengis khan, kaisar mongolia sedang ganas ganasnya melancarkan aksi teror. Dalam kondisi seperti itu, bukan tidak mungkin negeri arbil  denga mudah bisa di jarah olehjengis khan.
Tanah air dan agama dapat di bangkitkan degan mengobarkan kembali perjuangan rosulullah saw dalam menegakkan kebenaran dan keadilan serta melindungi kaum lemah. Ternyata benar, perayaan maulid yang di gelar besar besaran dengan dana dari negara sebanyak tiga ratus dinar mampu membangkitkan  semangat untuk mempertahankan negeri arbil dari pasukan mongolia.[8]
Hal yang sama juga di lakukan oleh salahuddin al-ayyubi yang merupakan ipar muzaffar, ia juga menggelar peringatan maulid untuk mebangkitkan semangat juang pasukan muslimin di medan perang salib yang berlangsung lama. Begitu juga ketika panglima tariq bin ziad menyeberangkan pasukan ke semenanjung iberia (barat  daya eropa, dan terdiri dari spanyol, portugal, andora, dan gibraltar sedikit prancis. Dari tiga semenanjung eropa {iberia, italia, dan balkan}, liberia terletak di wilyah paling barat dan selatan.) untuk mebebaskan spanyol. Ia juga menggelar pesta maulid untuk membangkitkan semangat jihad pasukan muslim.
Dalam salah satu referensi juga di sebutkan secara sederhana bahwasanya Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.[9]
Dari sejarah di laksanakannya maulid nabi muhammad yang sudah di jelaskan di atas maka jelaslah bahwa perayaan maulid nabi ini tidak lain hanyalah untuk mengenang perjuangan-perjuangan beliau, yang kemudian menjadi bahan penyemangat agar kita senantiasa semangat  dalam meneruskan dakwah-dakwah beliau. Dan dari beberapa tujuan yang sudah di sebutkan ini akan di perjelas lagi dalam sub bab tentang makna peringatan maulid nabi muhammad saw.

3.        Hukum
Ketika berbicara tentang hukum memperingati maulid nabi tentu banyaklah pendapat yang sangat bertentangan satu dengan yang lainya, ada yang membolehkan ada juga yang tidak membolehkan atau bahkan mengharamkannya. Akan tetapi dalam pembahasan di makalah ini kami hanya akan menyajikan dalil dalil yang itu memberikan acuan terhadap kita bahwa perayaan maulid nabi itu boleh bahkan di sunnahkan oleh nabi, dan dalam hal ini tentunya dalam pandangan ahlus sunnah wal jamaah (sunni) dimana dalam madhab ini perayaan maulid nabi di perbolehkan.

Artinya, “di katakan dalam kitab al hawa lil fatawa juz awal halaman 192 bahwa kelahiran nabi muhammad adalah paling agungnya nikmat bagi kita dan wafatnya beliau adalah paling besarnya musibah bagi kita, adapun syariat menganjurkan kita untuk menampakkan rasa terima kasih kita terhadap nikmat tersebut serta tenang menghadapi musibah tersebut.” Kaidah kaidah syariat menunjukkan kepada kita bahwa di anggap baik dalam di lahirkannya nabi Muhammad untuk menampakkan rasa bahagia sebab kelahirannya beliau bukan menampakkan kesedihan (kesusahan) sebab wafatnya.[10]
Masih terkait dengan dalil di perbolehkannya memperingati (merayakan) maulid nabi tersebut, nabi muhammad saw pernah bersabda sebagai mana berikut: 

Ketika nabi saw tiba di madinah, beliau mendapati orang orang yahudi sedang berpuasa di hari asyura. Mereka di tanya tentang hal itu, lalu mereka menjawab,”di hari ini ALLAH telah memberikan kemenangan kepada nabi musa dan bani israil atas fir’un. Dan kami berpuasa untuk mengagungkannya”. Lalu rosulullah bersabda, “kami lebih berhak dengan nabi musa as. Di bandingkan kalian” lalu beliau memrintahkan berpuasa pada hari itu. (HR. Bukhari Muslim)[11]
Dengan beberapa dalil yang sudah di paparkan di atas tentu sudah sangat jelas,  bahwasanya perayaan maulid nabi itu memang di perbolehkan oleh nabi. Akan tetapi masih banyak umat muslim yang memperdebatkan tentang ke bid’ahannya karena pada dasarnya perayaan maulid nabi ini tidak pernah di laksanakan ketika nabi muhammad hidup.
Tentang bid’ah sendiri ulama banyak yang menyepakati bahwasanya bid’ah itu terbagi menjadi dua sebagaimana yang di katakan oleh Imam Syafi'i, seperti dikutip oleh Imam Baihaqi dalam Isnad-nya, bid'ah ada dua macam yaitu bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah dhalalah /dlalalah (sesat). Definisi masing-masing adalah sebagai berikut:

Artinya:
Bid'ah dhalalah adalah hal yang baru yang bertentangan dengan spirit Quran, hadits, atsar Sahabat, ijmak ulama. Bid'ah hasanah adalah suatu hal baru yang baik yang tidak bertentangan dengan prinsip Quran, hadits, atsar Sahabat, ijmak ulama.
Menindak lanjuti atas kebid’ahan memperingati maulid nabi muhammad saw. Imam suyuti dalam fatwa-fatwanya, di tanya tentang orang yang melaksanakan maulid nabi di bulan rabiul awal. Nagaimanakah hukumnya dan apakah pelakunya mendapatkan pahala? Beliau menjawab; dasar pelaksanaan maulid nabi di mana orang orang berkumpul membaca ayat-ayat al-qur’an dan riwayat riwayat hadist nabi serta penyajian makanan yang tidak berlebihan, semua itu termasuk bidah hasanah dan pelakunya mendapatkan pahala, karena dalam perayaan tersebut mengandung penghormatan derajat nabi muhammad saw. Apapun yang di lakukan dalam pelaksanaan maulid nabi tersebut, hendaknya di batasi dengan sesuatu yang dapat menyadarkan untuk bersyukur kepada ALLAH seperti bacaan-bacaan pemberian makanan dan sedekah sebagaimana yang telah di sebutkan dia atas. Jika mau, bisa dengan sesuatu yang mengandung pujian-pujian kepada nabi muhammad saw. Tentang kezuhudan dan yang dapat menggerakkan hati untuk berbuat kebaikan dan beramal untuk akhirat.[12]
Dari perkataan imam suyuti tersebut sudah dapat kita ambil kesimpulan bahwa perayaan maulid nabi muhammad itu termasuk bid’ah yang baik sehingga kita boleh melaksanakannya dengan syarat kita tidak boleh berlebih lebihan dalam perayaannya (tidak menghambur-hamburkan).
Selain imam suyuti masih banyak ulama lain yang meperbolehkan atas peringatan maulid nabi. Habib Mundzir Al Musawa dalam bukunya Kenalilah Aqidahmu membuat daftar panjang kalangan ulama dulu dan kontemporer (muta'akhirin) dan kitabnya yang menghalalkan perayaan Maulid Nabi Muhammad sebagai berikut:
·      Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) Syamsuddin Aljazriy dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif
·      Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy
·      Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
·      Ibn Abidin rahimahullah dalam syarahnya maulid ibn hajar  
·      Ibnul Jauzi dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus
·       Al Qasthalaniy dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah
·      Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dg maulidnya Urfu at ta’rif bi maulid assyarif
·      Al ’Iraqy dg maulidnya Maurid al hana fi maulid asana
·      Imam ibn hajar al haitsami dg maulidnya Itmam anni’mah alal alam bi maulid sayidi waladu adam,
·      Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar
·      Yusuf bin ismail An Nabhaniy dg Maulid jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’
·      Asyeikh Ali Attanthowiy dg maulid nur as shofa’ fi maulid al mustofa
·      Muhammad Al maghribi dg Maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.[13]


 B.  Bentuk-bentuk Peringatan Maulid Nabi
Sesuai  dengan apa yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa dalam perayaan maulid nabi muhammad saw ini kita hanya ingin mengenang perjuangan perjuangan beliau, menambah rasa mahabbah (cinta) kita terhadap beliau serta bersyukur atas di lahirkannya beliau. Dari beberapa tujuan perayaan maulid nabi muhammad tersebut maka tentunya akan banyak bsekali bentuk bentuk perayaan maulid nabi yang itu sesuai dengan adat kebiasaan yang di laksanakan di setiap daerah.
Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.[14]
Di pesantren, perayaan maulid nabi di laksanakan dengan menggelar berbagai perlombaan yang pada puncak acaranya akan di tutup dengan pengajian umum terkait maulid nabi tersebut. Berbeda dengan pesantren di masjid agung pusat kota kota di sebagian indonesia biasanya di gelar berbagai acara dalam memperingati maulid muhammad ini, seperti halnya pameran, seminar dan lain sebagainya. Bahkan di jawa terutama solo, yokyakarta, dan cirebon, perayaan itu menjadi menjadi tradisi yang di sebut sekaten yang di ambil dari kata shahadatain artinya dua kalimat shahadat. Acaraa tersebut biasanya berlangsung di alun alun, di depan masjid agung. Ketika itulah, para pedagang kelontong menggelar berbagai macam dagangan.[15]
Waktu perayaan maulid ini juga berbeda-beda, meskipun secara resmi maulid berlangsung sejak 12 robiul awal, masih banyak kalangan masyarakat yang memperingatinya satu atau dua bulan sesudahnya. Bukan hanya itu, rasa cinta yang tulus kepada rosulullah saw itu tidak hanya di ekspresikan dengan membaca rawi (riwayat) nabi pada bulan ini, melainkan juga di berbagai kesempatan pada bulan bulan yang lain. misalnya,  dalam upacara pernikahan, khitanan, memberangkatkan jamaah haji. Bukan hanya di majelis-majelis taklim, melaikan juga di kantor kantor sekolah, pesantren, sampai istana kepresidenan.
Itulah tadi sekelumit prosesi dalam peringatan maulid nabi muhammad saw yang di sebut grebeg maulid yang juga di laksanakan di beberapa tempat lain  di kota beberapa kota di jawa tengah. Di jawa tradisi itu berlangsung sejak berdirinya kerajaan islam demak, dan semakin berkembang sejak kerajaan islam mataram berdiri di jogjakarta. Peringatan yang sama yang umumnya sudah mentradisi secara turun temurun ,tapi dalam format yang agak berbeda juga terjadi di berbagai tempat di tanah air.
Tak hanya di indonesia di negara negara islam lainpun juaga demikian, perayaan itu juga di gelar dengan bentuk bentuk tertentu. Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, Rusia dan Kanada. Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi. Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.[16] Walaupun akhir akhir ini bermunculan bentuk-bentuk perayaan nabi yang sudah hampir keluar dari tujuan awalnya, sehingga nilai dari maulid nabi tersebut hilang di tengah bentuk perayaan tersebut.
C.  Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Peringatan maulid adalah upaya mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tentu saja tidak hanya mengingat hari lahir beliau. Tapi juga mengingat jasa-jasa beliau yang telah menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia termasuk kepada kita. Ingat juga pada sifat-sifatnya yang luhur budi, penyabar, rendah hati dan lain – lain. Sikapnya yang tegas menyebarkan dakwah Islam patut kita teladani. Makna peringatan maulid adalah menyegarkan kembali ingatan kita akan ajaran Nabi dan kita harus siap untuk melaksanakannya.
Memperingati hari lahir tidak boleh hanya sebagai kegiatan ritual semata. Tapi harus diaplikasikan atau diwujudkan dalam aktivitas nyata kita di kehidupan sehari-hari. Jika ada yang memperingati maulid dengan menyediakan makanan dan buah-buahan itu oke – oke saja dan tentu saja halal. Yang paling penting adalah niatnya. Karena segala sesuatu itu tergantung pada niat kita. Menyiapkan makanan dan buah-buahan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW tentu sangat baik. Niatnya tentu saja adalah untuk memperbanyak sedekah kepada orang yang kita undang untuk peringatan maulid. Jika kita mampu mengapa kita tidak ajak orang berkumpul sambil membaca shalawat setelah itu menghidangkan makanan ala kadarnya sesuai dengan kemampuan.[17]
Dengan Peringatan Maulid Nabi bisa mengingatkan kita untuk selalu membaca shalawat ( doa keselamatan untuk Nabi ) karena membaca shalawat mengandung manfaat dan keutamaan.
Secara lebih subtansial lagi tentang makna (hikmah) maulid nabi, perayaan maulid nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan muhammad sebagai pembawa ajaran agama islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi muhammad adalah pemimipin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (civil society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme yang semua itu di ajarkan oleh nabi muhammad saw.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis islam, muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan muhammad sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” tuhan kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan masyarakat sosial arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan muhammad untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan. Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.[18]









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan pada 15 Februari 2011 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad.
Dalam segi bentuk perayaan maulid nabi muhammad saw, Di zaman ini banyak sekali bentuk-bentuknya, dimana hal tersebut tak lepas dari tradisi atau adat yang sudah mengakar dalam tiap tiap daerah yang melaksanakan peringatan maulid nabi tersebut. mulai dari pengajian, memberikan makanan dan lain sebagainya.
Dalam beberapa bentuk perayaan maulid nabi tersebut, tujuannya tetap sama yaitu untuk mengenang nabi muhammad saw, meneladani kehidupannya serta perjuanganya dalam menegakkan agama islam.
Dalam segi hukum, maka peringatan maulid di kategorikan sebagai bidah hasanah yang ketika di laksanakan tidak mengandung unsur-unsur maksiat (dosa) bahkan di kategorikan sebagai sunnah nabi, sehingga sangat di anjurkan untuk melaksanakan peringatan (perayaan) tersebut.
Hikmah dari peringatan maulid itu sendiri adalah sebagai media pengingat kita akan sosok rosulullah saw. Baik dalam perjuangannya, kepribadiannya dan semua hal yang ada pada beliau, sehingga pada akhirnya dapat di jadikan suri tauladan bagi kehidupan kita sehari hari. 

B.     Saran
            Mungkin hanya ini saja yang dapat kami paparkan tentang perayaan maulid nabi muhammad, dengan pembahasan yang sangat sederhana ini pastilah jauh dari kesempurnaan,yang benar dari ALLAH SWT,yang salah dari kami pribadi,dengan ini kami sebagai penyusun, mohon kepada semua pembaca untuk menambah materi di atas agar lebih tersempurnakan,sehinga mendapatkan keabsahan dan dapat di manfaat oleh semua pihak yang membutuhkan,dari kami ucapkan mohon ma’af yang tiada batas.

  
DAFTAR PUSTAKA
Sochimin. 2010. Keajaiban Bulan-bulan Islam. Jakarta selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Ifrosin.2007. Fiqih Adat Tradisi Masyarakat Dalam Pandangan Fiqih. Kediri: CV Sumenang.
Team Kodifikasi LBM PPL 2010. 2011.Dalil Dalil Akidah Dan Amaliah Nahdliyah. Jakarta: Team Kodifikasi LBM PPL 2010.
Komunitas Kajian Ilmiyah Pon. Pes. Darut Tauhid. 2008. Gank Star; Sejuta Ibarat Permasalahan Agama. Kediri: CV. Harapan Mandiri.
Abdurrahma Masykuri. 2011. Terjemah Maulid Diba’. Pasuruan: Pustaka Sidogiri.
Mashad Dhurorudin.2002. Mutiara Hikmah Kisah 25 Rasul. Jakarta: Erlangga.
http://khamamah.blogspot.com/2012/01/peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad
http://www.alkhoirot.net/2012/02/hukum-maulid-nabi.html




[1] Mutiara hikmah kisah 25 rasul Hal. 242
[2] Mutiara hikmah kisah 25 rasul Hal. 244
[3] http://muktiblog.com/pesan-hidup/peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw
[4] Terjemah maulid diba’ hal. 87
[5] Keajaiban Bulan-bulan Islam hal. 66
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad
[7] Mudhoffar adalah penguasa kawasan Irbil pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Nama lengkapnya Mudhofaruddin Abu Said Kukburi bin Zainuddin Ali bin Baktakin bin Muhammad
[8] Keajaiban Bulan-bulan Islam hal. 69
[9] http://khamamah.blogspot.com/2012/01/peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw.html
[10] Gank Star Sejuta Ibarat Permasalahan Agama hal.321
[11] Dalil-dalil aqidah dan amaliah nahdliyyah hal. 66
[12] Fiqih Adat tradisi masyarakat dalam pandagan fiqih hal. 22-23
[13] http://www.alkhoirot.net/2012/02/hukum-maulid-nabi.html
[14] http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad
[15] Keajaiban Bulan-bulan Islam hal. 67
[16] http://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad
[17] http://muktiblog.com/pesan-hidup/peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw
[18] http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/15/makna-dan-hikmah-maulid-nabi-muhammad-saw/

Blog, Updated at: 1:58 AM

0 komentar:

Post a Comment

Popular

Recent Comment

Powered by Blogger.