Oleh: Ahmad Taufiq
Assalamualaikum
para santri
Selamat malam para santri
Selamat siang para santri
Selamat sore para santri
Selamat pagi para santri
Semoga waktu tak menenggelamkan santri
Semoga waktu tak memati-surikan santri
Sebelumnya...
Sebelum lisan mengering
Sebelum tenggorokan mati melingking
Mari kuberitahu....
Tentang yang akan kubacakan antara lilin-lilin
Antara gemuruh hujan yang mulai menggigil
Antara berantaranya bumi dan luasnya langit antar galaksi
Antara senyuman-senyuman manis dan jeritan-jeritan tangis kaum santri
Antara yang terindra dan yang sulit diterka
Mari kuberitahu....
Tentang yang akan kubacakan ini
Ini bukan sebuah puisi
Bukan ilusi
Bukan tentang mimpi
Bukan elegi
Apalagi sekedar refleksi
Ini adalah sebuah orasi untuk diri sendiri
Tentang santri yang seharusnya tak mati suri
Ingat tentang kehormatan sejati
Sejarah santri yang mengguncang pertiwi
Ingat tentang kebanggaan hakiki
Sejarah santri yang baik budi
Berakhlak islami
Berbudaya pribumi
Santri...
Mula-mula kudengar sebutan ini
Tak ingat awal, kapan telinga ini mulai mengenali
Sejurus kilat, familiar sekali kata santri menyublim dalam nadi
Kucari-cari, lama sekali
Kutanya-tanya, tak kunjung berarti
Kufikir-fikir, kesimpulannya malah nihil
Kemudian....
Baca ke baca
Fikir ke fikir
Cerita ke cerita
Dan akhirnya begini kudapatkan cerita
San..... san..... san.....
Ternyata San adalah suci
Tri...... tri...... tri......
Ternyata Tri adalah tiga untuk arti
Santri...
Ternyata santri adalah suci dari tiga dimensi
Dimensi...
Lalu aku bertanya lagi
Apakah tiga dimensi yang harus suci
Sejenak...
Otak mulai gusar
Neuron-neuron di kepala bergelimpangan berputar
Peluh gerimis beraroma amis
Mereka-reka dimensi yang diceritakan
Tak usai digapai, pencerita melanjutkan
Tiga dimensi...
Dimensi ucapan, dimensi perbuatan dan dimensi hati
Tiga dimensi yang sucinya harus terpenuhi
Barulah gelar santri hakiki disandang sang empunya hati
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Kuhematkan lagi cerita dalam kesederhanaan
Santri adalah sucinya hati, perbuatan dan ucapan
Kemudian...
Kudengar lagi cerita baru
Dawuh kyai
Abdul Haq Zaini sekitar 6 tahun yang lalu
Santri itu ada tiga macam yang harus kita tahu
Baiklah.... Mari kusebut satu persatu
Bismilla hirrohma nirrohim
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Bau Santri adalah yang nomor satu
Adalah mereka yang bukan santri tapi mengaplikasikan nilai-nilai santri
Menyucikan tiga dimensi meski tak bergelar santri
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Santri Bau adalah macam ke dua setelah yang nomor satu
Adalah mereka yang bergelar santri tapi mengabaikan nilai-nilai santri
Tak menyucikan tiga dimensi meski bergelar santri
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Santri yang benar-benar santri adalah macam selain nomor dua dan satu
Adalah mereka yang bergelar santri dan mengaplikasikan nilai-nilai
santri
Menyucikan tiga dimensi hingga menuju santri hakiki
Semoga kita termasuk dalam kategori ini
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Cukuplah persepsi definisi
Mengurai kata santri tak cukup seribu miliar kata-kata orasi
Kata santri telah mengisi sejarahnya sendiri
Di bilik perjuangan , tatanan sosial, bangun peradaban, bahkan ideologi
kebangsaan
Permasalahan sekarang adalah....
Kita yang berlabel santri
Masihkah kita ingin mati suri
Berwajah api tapi tak bisa membakar
Berwajah lautan tapi tak bisa menenggelamkan
Bersejarah kehormatan tapi tak bisa melanjutkan
Seperti kisah yang lalu-lalu
Kisah dari para leluhur dan para kyaiku
Lewat anggun tutur lisan mereka
Ataupun lewat catatan kesaksian mereka
Puing-puing sejarah yang berserakan
Mari kita tata ulang
Tentang kaum santri yang bersejarah menawan
Tentang kaum santri yang tak mati suri keenakan
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Secarik kertas hasil telisik beberapa kisah
Tercatat kabar dari walisongo
Komando para santri abad 15
Bersama mereka....
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1513, bersama kerajaan Demak kaum santri membom-bardir Portugis di
Malaka
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1526, bersama kerajaan Demak kaum santri meluluh-lantahkan Portugis di
Sunda Kelapa
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Beberapa abad selanjutnya
Nyanyian perang masih bergemerincing dipojok-pojok Nusantara
Jeritan bedil belanda masih nyaring menggema
Perjuangan merdeka semakin menggebu-gebukan upaya
Barisan kaum santri tak ingin diam saja
Mereka sigap satu komondo bersama para pejuang bangsa
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1674, bersama bendera Sultan Agung kaum santri turut menggempur
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1666, bersama bendara Sultan Hasanuddin kaum santri turut mengusir
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1821, bersama bendera Imam bonjol kaum santri turut menggembar-gembor
Gugur tempur... Gugur tempur... Gugur tempur...
1825, bersama Pangeran Diponegoro kaum santri turut membasmi londo
Pun perang Banten, 1888, perang Aceh 1873...
Kaum santri tetap setia, kokoh berjuang bersama bangsa untuk bangsa
Tak henti...
Tak kusut sulaman santri
Kala kumandang gerakan kemerdekaan menggema
Kaum santri malah semakin memuncakkan asa
Dengan langkah konkrit yang tak berbelit
Bersama Kyai Hasyim As’ari
Berdirilah Nahdlatul Ulama’ di bumi pertiwi
Bersama Kyai Wahab Hasbullah
Berdirilah Majlis Islam A’la Indonesia dengan kuasa Allah
Bersama Kyai Zainal Arifin
Berdirilah Pasukan Hisbullah yang tak kenal getir
Bersama Kyai Masykur
Berdirilah Pasukan Sabilillah yang siap menggempur
San... san... san...
Tri... tri... tri...
Kaum santri masih tak berhenti
Resolusi Jihad Kyai Hasyim As’ari adalah puncak konfrontasi
10 November 1945
Ingatkah kalian...
Pasca merdekanya indonesia raya
Pasukan Inggris mati kutu di tanah Surabaya
Santri
Lagi-lagi masih tak henti
Mewarnai berantara negeri dengan bunga-bunga suci
Menyatakan makna bahwa mereka tak mati suri
Lagi dan lagi
Kita kenal selepas merdekanya bangsa ini
Ada Moh. Rosyidi, menteri agama
berdarah santri
Ada Kyai wahid hasyim, menteri agama yang juga panitia persiapan
kemerdekaan pertiwi
Ada Kyai Idham Kholid, ketua MPRS di gedung istana pribumi
Ada Kyai Abdurrahman Wahid, Presiden ke 4 negeri ini
Ada Bung Karno, ternyata proklamator indonesia adalah santri sejati
Ada dan ada banyak lagi
Ada banyak santri yang tak mati suri
Berjuang, tak hanya memikirkan diri sendiri
Mungkin dan mungkin
Mungkin ini maksud dawuh Kyai Zaini
“Saya tidak ridho santri saya tidak berjuang di tengah Masyarakat”
Mati suri sekarat
Tak menebar manfaat
Hidup berkecipung nikmat
Tak memikirkan umat
Santri mati suri
Masihkah kita menginginkannya dalam diri
Tak maukah kita meniru kyai-kyai tadi
Tak maukah kita meniru santri-santri tadi
Tak maukah kita hidup mewarnai kehidupan ini
Dengan sucinya tiga dimensi
Santri hakiki yang tak mati suri
Ya...
Tak mati suri
Probolinggo, 15-18 Januari 2015
0 komentar:
Post a Comment